Sunyi..
Itu suvenir kepergianmu yang masih terbungkus lukaku. Perih yang rapi.
Bahkan sejuta melodi sumbang tak sanggup melebur senyapnya.
Sunyi..
Sahabat yang kau paksa agar aku berkarib. Yang mengajari menguntai nada dalam diam. Yang membantuku mengalun melodi dalam sepi.
Setelah lama saling mengisi, kau lagi lagi masuk.
Tawarkan sejuta melodi indah, buatku lupa bagaimana diamnya sunyi.
Ya, kamu bangkitkan lagi nada nada yang pulas tertidur.
Membuatku ikhlas menari di atas hamparan pecahan kaca yang tragisnya ku tabur sendiri.
Ya memang hanya kamu yang bisa.
Dengan mudahnya membuatku berkawan sunyi dan bunyi sekaligus.
Cuma kamu memang.
Yang mampu merangkai nada dalam diam dan berdiam saat sejuta melodiku mengalun.
Ya! Itu kamu! Bunyi dan sunyiku..
Minggu, 19 januari 2014 Mumpung ada temen yang mau jalan ke sidoarjo, langsung muncul ide buat nitip salah satu kuliner yang lumayan tersohor disana. Ceker Lapindo. Tapi bukan ceker lapindonya yang minta dipesenin. Uda pernah nyoba dan itu makanan cukup sukses bikin saya bersahabat dengan WC :D Kali ini dibawain 3 variasi ceker. Ceker mentega pedas, ceker asam manis, ceker gulai. Setelah dicicip ramai ramai, saya jadi kepengin mengulas kuliner ini. 1. Ceker mentega pedas Ceker dengan kuah coklat bertabur garnish potongan cabe, sepintas mirip ceker lapindo. Tapi yang ini lebih berasa ada mentega (sesuai dengan namanya lah ya). Dan pedasnya nggak terlalu nendang kaya si ceker lapindo. Bagi yang nggak terlalu suka pedas ato mungkin suka pedas tapi nggak kuat ama levelnya ceker lapindo, bisa mencoba versi yang satu ini. 2. Ceker asam manis Dengan kuah ke-pink-an sedikit mengingatkan pada makanan kesukaan saya, capcay. Ada potongan nanas di dalam kuahnya, tentu saja sebagai sumber r
Komentar
Posting Komentar